Senin, 31 Agustus 2009

terlelap

Bidadari mengoceh interogasi bertubi-tubi secara konsumtif
Para peri secara instan turun ke bumi - bombardir dengan naratif
Dayang dayang di medan laga gemar mereproduksi speaker aktif
Introduksi jual beli tanpa balas jejaka terkulai satu alasan pasif

Perjaka tidak lagi berkata-kata dengan pantun
Menenelan ludah sudah satu liter kadang dibuang tanpa santun
Perjaka mengelus sabar dari ujung katun
Perawan ini ingin sekali perjaka menuntun

Satu kali omong ingin terbalas perawan ini sekarang
Perjaka diam bengong tiga kali heran
Perawan ingin rumah yang ia terawang
Perjaka bengong diam tiga kali heran

Hubungan pribadi bergumul selimut esok yang entah
Disatukan kembali hati berserakan pun luluh lantah
Merekat-rekatkan serpihan yang terbagi dengan getah
Si perawan ini memompa terus darahnya tanpa lintah

Si jejaka pasif meredakan darah dengan riuh rendah
Menyusun-nyusun kata pun tak terjalin pesona nan indah
Si perawan sibuk berkutat tepat ingin kejelasan satu arah
Si pasif tersedak parau-nya sendiri - muntah darah

Disiplin lah diterapkan si perjaka dalam bersikap
Pragmatisasi diandaikan ribuan penggalan kepala kakap
Bunuh asal rimba tanpa bersua pun menjadi kalap
Si perjaka tersiksa - si perawan terlelap

imo 310809 3.11 am

1 komentar:

  1. selimut esok sedikit tersingkap
    terlihat dua pasang mata saling menatap
    raganya masih mendekap
    hanya saja hatinya tidak terungkap

    lalu sang perawan mulai resah
    menunggu perjaka membuat titah
    ragunya membengkak parah
    meradang tak mau kalah

    Seperti malam-malam tanpa bulan
    perjaka perawan duduk berjauhan
    perjaka ucap salam perpisahan
    perawan bengong diam tiga kali heran

    BalasHapus