Bidadari mengoceh interogasi bertubi-tubi secara konsumtif
Para peri secara instan turun ke bumi - bombardir dengan naratif
Dayang dayang di medan laga gemar mereproduksi speaker aktif
Introduksi jual beli tanpa balas jejaka terkulai satu alasan pasif
Perjaka tidak lagi berkata-kata dengan pantun
Menenelan ludah sudah satu liter kadang dibuang tanpa santun
Perjaka mengelus sabar dari ujung katun
Perawan ini ingin sekali perjaka menuntun
Satu kali omong ingin terbalas perawan ini sekarang
Perjaka diam bengong tiga kali heran
Perawan ingin rumah yang ia terawang
Perjaka bengong diam tiga kali heran
Hubungan pribadi bergumul selimut esok yang entah
Disatukan kembali hati berserakan pun luluh lantah
Merekat-rekatkan serpihan yang terbagi dengan getah
Si perawan ini memompa terus darahnya tanpa lintah
Si jejaka pasif meredakan darah dengan riuh rendah
Menyusun-nyusun kata pun tak terjalin pesona nan indah
Si perawan sibuk berkutat tepat ingin kejelasan satu arah
Si pasif tersedak parau-nya sendiri - muntah darah
Disiplin lah diterapkan si perjaka dalam bersikap
Pragmatisasi diandaikan ribuan penggalan kepala kakap
Bunuh asal rimba tanpa bersua pun menjadi kalap
Si perjaka tersiksa - si perawan terlelap
imo 310809 3.11 am
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
selimut esok sedikit tersingkap
BalasHapusterlihat dua pasang mata saling menatap
raganya masih mendekap
hanya saja hatinya tidak terungkap
lalu sang perawan mulai resah
menunggu perjaka membuat titah
ragunya membengkak parah
meradang tak mau kalah
Seperti malam-malam tanpa bulan
perjaka perawan duduk berjauhan
perjaka ucap salam perpisahan
perawan bengong diam tiga kali heran